Hello

Marquee Tag - http://www.marqueetextlive.com


Jumat, 16 Maret 2012

0 TERNYATA CINTA BUKAN HANYA PERASAAN

Ternyata Cinta Bukan Hanya Perasaan
     Cinta melibatkan seluruh pribadi seseorang. Kerapkali cinta hanya dikemas menjadi getaran perasaan. Perasaan memang merupakan bagian yang cukup penting dari cinta, yang bahkan bisa menghangatkan ungkapannya, tetapi bukanlah segalanya. Cinta yang hanya didasarkan pada perasaan biasanya tidak akan berlangsung lama, karena terbawa irama perasaan yang cenderung labil berdasarkan situasi dan kondisi seseorang. Cinta semacam ini akan berangsur-angsur sirna, jika diterpa oleh pertentangan, kekecewaan, dan rasa bosan, karena dasarnya terlalu rapuh. Karena munculnya yang spontan untuk mereaksi situasi, perasaan termasuk bagian dari intuisi. Dengan kata lain, perasaan adalah intuisi yang dipengaruhi oleh situasi dan kondisi orang yang bersangkutan. Bisa juga dikatakan, bahwa perasaan merupakan intuisi yang tidak lagi murni, karena dipengaruhi oleh memory yang membentuk kondisi seseorang, dan situasi konkret yang ada di sekitarnya.
       Selain perasaan, cinta juga membutuhkan hati dan intuisi, jiwa dan semangat, kekuatan dan tenaga, serta akal budi. Dalam mencintai dibutuhkan hati dan intuisi, karena hati adalah pusat manusia sebagai persona atau pribadi, yang mengarahkan akal budi dan emosi; dan dibutuhkan intuisi, karena pengungkapan cinta merupakan ekspresi langsung yang keluar dari insight yang benar dan baik secara spontan, tanpa dipengaruhi oleh situasi dan kondisi orang yang bersangkutan, semacam naluri untuk makhluk lain, misalnya binatang. Hanya saja binatang, lebih merupakan reaksi spontan terhadap situasi daripada ekspresi langsung yang murni keluar dari dalam.
    Dalam mencintai seseorang membutuhkan jiwa dan semangat yang menyirami, menyuburkan, 'mempertahankan' hidup cinta itu. Jiwa dipandang sebagai pusat vitalitas kehendak dan keinginan. Seseorang yang mencintai haruslah melakukannya dengan seluruh kehendak dan keinginan. Untuk memaksimalkan peranan jiwa dalam mencintai dan membangkitkan semangat cinta yang bertahan, dibutuhkan sentuhan-sentuhan kecil, seperti perhatian, yang menyalakan pijar nyala cinta yang hidup. Jiwa (dibedakan dari roh) akan mati bersama dengan badan, tetapi cinta tidak. Cinta akan hidup terus seperti sumbernya. 
      Cinta juga membutuhkan kekuatan dan tenaga. Dalam mencintai seseorang harus berani berbuat apa saja, seturut daya yang dimilikinya. Ada saatnya memang, seseorang akan merasa 'lelah' dalam mencintai. Dalam kondisi seperti itu, jika sentuhan perhatian diberikan, yang bisa dimulai dari hal-hal yang kecil dan sederhana, seseorang akan memperoleh suntikan tenaga, yang membangkitkan kembali kekuatannya.
       Cinta juga membutuhkan akal budi, yang mengendalikan kehendak seseorang. Mencintai dengan segenap akal budi berarti mencari kemungkinan-kemungkinan ungkapan cinta yang benar, yang diberikan oleh kebebasan kehendak. 
       Singkatnya, cinta memang menyertakan seluruh pribadi seseorang, seluruh jati dirinya! sebab cinta sebenarnya diri orang itu sendiri, baik yang mencintai maupun yang dicintai. Maka barangsiapa mampu mencintai dengan segenap hati dan intuisi, segenap jiwa dan semangat, segenap kekuatan dan tenaga, serta segenap akal budinya, dia akan mencapai kesempurnaan hidup.

sumber:Adrian pristio, O.Carm. ''Cinta itu indah''










0 komentar:

Posting Komentar