Hello

Marquee Tag - http://www.marqueetextlive.com


Minggu, 28 November 2010

0 Merancang dan Mengelola Jasa

I. Hakikat Jasa
A. Industri Jasa Ada Di Mana-mana
Jasa adalah setiap tindakan atau kinerja yang dapat ditawarkan satu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan sesuatu.
B. Kategori Bauran Jasa
1. Barang berwujud murni- tawaran terutama terdiri atasbarang berwujud seperti sabun, pasta gigi, atau garam.
2. Barang berwujud yang disertai jasa- tawaran terdiri atas barang berwujud yang disertai oleh satu atau beberapa jasa.
3. Campuran- Tawaran terdiri atas barang dan jasa dengan bagian yang sama.
4. Jasa utama yang disertai barang dan jasa yang sangat kecil- Tawaran terdiri atas jaasa utama bersama jasa tambahan atau barang pendukung.
5. Jasa murni- Tawaran terdiri atas jasa.
C. Karakteristik Jasa yang Mencolok
1. Tidak Berwujud. Berbeda dari produk fisik, jasa tidak dapat dilihat, dirasa, diraba, didengar, atau dicium sebelum dibeli.
2. Tidak Terpisahkan. Biasanya jasa dihasilkan dan dikonsumsi secara bersamaan.
3. Bervariasi. Karena bergantung pada siapa memberikannya serta kapan dan dimana diberikan jasa sangat bervariasi.
4. Tidak Tahan lama. Jasa tidak dapat disimpan.
Beberapa strategi untuk menghasilkan keselaran yang lebih baik antara permintaan dan penawaran dalam bisnis jasa. Pada sisi permintaan:
a. Penetapan harga yang berbeda
b. Permintaan pada masa tidak sibuk
c. Jasa pelengkap
d. Sistem pemesanan
Pada sisi penawaran:
a. Karyawan paruh waktu
b. Efisiensi jam sibuk
c. Peningkatan partisipasi konsumen
d. Berbagi
e. Fasilitas untuk perluasan pada masa mendatang.

II. Strategi pemasaran untuk Perusahaan Jasa
A. Pergeseran Hubungan Pelanggan
Pergeseran dari demokrasi ke mirotokrasi layanan pelanggan merupakan tanggapan terhadap margin laba yang lebih rendah, yang merupakan hasil dari pelanggan yang lebih terdorong harga dan kurang loyal.
Internet telah memberdayakan pelanggan dengan memungkinkan mereka meluapkan kemarahan terhadap layanan yang jelek atau memberi imbalan kepada jasa yang baik dan mendapatkan komentar mereka yang menyebar ke seluruh dunia dengan satu klikan mouse.
B. Pemasaran Holistik untuk Jasa
Pemasaran eksternal menggambarkan pekerjaan biasa untuk menyiapkan, menetapkan harga, mendistribusikan, dan mempromosikan jasa tersebut kepada pelanggan. Pemasaran internal menggambarkan pekerjaan untuk melatih dan memotivasi karyawannya untuk melayani pelanggan dengan baik. Pemasaran interaktif menggambarkan kemampuan karyawan dalam melayani klien.

III. Mengelola Mutu Jasa
A. Harapan pelanggan
pelanggan menciptakan harapan-harapan layanan dari pengalaman masa lalu, cerita dari mulut ke mulut, dan iklan. Pelanggan membandingkan jasa yang dipersepsikan dengan jasa yang diharapakan. Lima kesenjangan yang mengakibatkan ketidakberhasilan penyerahan jasa:
1. Kesenjangan antara harapan konsumen dan persepsi manajemen
2. Kesenjangan antara persepsi manajemen dan spesifikasi mutu jasa
3. Kesenjangan antara spesifikasi mutu jasa dan penyerahan jasa
4. Kesenjangan antara penyerahan jasa dan komunikasi eksternal
5. Kesenjangan antara persepsi jasa dan jasa yang diharapkan
Lima penentu mutu jasa:
1. Keandalan- kemampuan melaksanakan layanan yang dijanjikan secara meyakinkan dan akurat.
2. Daya tanggap- kesediaan membantu pelanggan dan memberikan jasa dengan cepat.
3. Jaminan- pengetahuan dan kesopanan karyawan dan kemampuan mereka menyampaikan kepercayaan dan keyakinan.
4. Empati- kesediaan memberikan perhatian yang mendalam dan khusus kepada masing-masing pelanggan.
5. Benda berwujud- penampilan fasilitas fisik, perlengkapan, karyawan, dan bahan komunikasi.
B. Praktik Terbaik Manajemen Mutu jasa
1. Konsep Strategis. Perusahaan telah mengembangkan strategi khusus untuk memuaskan kebutuhan-kebutuhan pelanggan.
2. Komitmen Manajemen Puncak. Manajemen perusahaan tidak hanya memandang kinerja keuangan setiap bulan, tetapi juga kinerja layanan.
3. Standar yang Tinggi. Ada tiga level diferensiasi: (1) keandalan (reliability): ada pemasok yang lebih andal dalam pengiriman tepat waktu, penyelesaian pesanan, dan waktu siklus pesanan mereka. (2) pemulihan (resilence): ada pemasok yang lebih baik dalam menangani emergensi, penarikan produk, dan menjawab pertanyaan. (3) kemampuanh inovasi: beberapa pemasok menciptakan informasi yang lebih baik, memperkenalkan pembuatan bar code dan mencampur pallet, serta membantu pelanggan dengan cara lain.
4. Teknologi Swalayan (SSTS-Self Services Technologies). Tidak semua teknologi swalayan meningkatkan mutu layanan, tetapi alat tersebut memiliki potensi untuk membuat transaksi jasa untuk lebih akurat, nyaman dan cepat. Ketika memulai teknologi swalayan, beberapa perusahaan telah menemukan bahwa hambatan terbesar adalah bukan teknologi itu sendiri, melainkan meyakinkan pelanggan untuk menggunakannya.
5. Sistem Pemantauan. Perusahaan mengumpulkan pengukuran suara pelanggan (VOC- voice of costumer) untuk memeriksa hal-hal yang memuaskan dan mengecewakan pelanggan. Perusahaan menggunakan belanja perbandingan (comparison shopping), belanja samaran (ghost shopping), survei pelanggan, formulir saran dan keluhan, tim audit jasa, dan surat kepada direktur perusahaan.
Jasa dapat dinilai berdasarkan kepentingan pelanggan (costumer importance) dan kinerja perusahaan (company performance). Analisis kepentingan kinerja (importance- performance analysis) digunakan untuk menentukan peringkat berbagai elemen kumpulan jasa dan untuk mengidentifikasi tindakan apa saja yang diperlukan.
6. Memuaskan Keluhan Pelanggan. Pelanggan yang keluhannya diselesaikan dengan memuaskan sering menjadi lebih setia kepada perusahaan daripada pelanggan yang tidak pernah dipuaskan.
7. Memuaskan Karyawan dan juga Pelanggan. Perusahaan-perusahaan jasa yang unggul tahu bahwa sikap karyawan yang positif akan meningkatkan loyalitas pelanggan yang lebih kuat. Mereka harus merancang program pelatihan yang baik dan memberikan dukungan dan imbalan untuk kinerja yang baik.

IV. Mengelola Merek Jasa
A. Mendiferensiasi jasa
Tawaran jasa dapat didiferensiasi dengan beberapa cara. (1) Dapat berupa fitur yang inovatif. Apa yang diharapkan pelanggan disebut paket jasa preimer. (2) menambahkan fitur jasa sekunder ke dalam paketnya. (3) menambahkan unsur manusia guna melawan pesaing bisnis online. Tantangan diferensiasi adalah kebanyakan tawaran dan inovasi jasa sangat mudah ditiru. Selain itu, perusahaan yang secara teratur memperkenalkan inovasi akan mendapat keuanggulan sementara yang terus menerus atas para pesaingnya.
B. Menyusun Strategi merek Jasa
1. Pemilihan unsur Merek. Ketidakmampuan dilihat pada jasa dilihat pada jasa memiliki implikasi bagi pilihan unsur merek. Karena keputusan dan rancangan sering dibuat terpisah dari lokasi jasa senyatanya, ingatan atas merek menjadi penentu keberhasilan penjualan.
2. Penyusunan Dimensi Citra. Asosiasi atas organisasi seperti persepsi mengenai karyawan organisasi yang memberikan jasa cenderung menjadi asosiasi merek yang sangat penting yang mampu mempengaruhi evaluasi pelanggan atas mutu layanan secara langsung maupun tidak langsung. Salah satu asosiasi yang penting ialah kredibilitas dan persepsi kepakaran, kemampuan dipercaya, dan kepantasan untuk disukai.
3. Merancang Strategi Pemerekan. Jasa juga harus memikirkan penyusunan hierarki merek dan portofolio merek yang memungkinkan positioning dan pembidikan sejumlah segmen pasar yang berbeda-beda. Kelas jasa dapat diberi merek secara vertikal berdasar harga dan mutu. Perluasan vertikal sering memerlukani strategi sub- pemerekan berupa nama perusahaan digabung dengan masing-masing nama merek atau pembatas definisi merek.

V. Mengelola Jasa Didukung Produk
A. Mengidentifikasi dan Memuaskan kebutuhan Pelanggan
Pelanggan memiliki tiga kekhawatiran khusus, yakni: (1) Khawatir dengan keandalan dan seringnya kegagalan. (2) Khawatir dengan lamanya kerusakan mesin. (3) khawatir dengan biaya sendiri untuk pemeliharaan dan perbaikan.
B. Strategi Jasa purna-Jual
Perusahaan-perusahaan yang berbasis produk harus menyediakan layanan purna pembelian. Untuk memberikan dukungan terbaik, produsen harus mengidentifikasi jasa-jasa yang paling dihargai pelanggan dan kepentingan relatifnya. Bauran jasa mencakup jasa pra-penjualan (jasa yang mempermudah dan yang meningkatkan nilai) dan jasa pasca-penjualan (departemen layanan pelanggan, layanan perbaikan dan pemeliharaan).

Selasa, 23 November 2010

0 Terkandung Makna Kegotongroyongan Ritual Pelepasan Babi di Danau Aco

Ratusan orang menyaksikan prosesi adat Pakaatn Sapiikng dan Nyahuq yang dilakukan oleh masyarakat adat Kampung Linggang Melapeh, Kecamatan Linggang Bigung, yang dilaksanakan di Danau Aco, Rabu (4/11). Upacara adat ini baru dua kali digeber selama terbentuknya Kabupaten Kutai Barat. Namun begitu telah ditetapkan sebagai acara tahunan yang dilaksanakan setiap November.

Sebenarnya adat seperti ini sudah ada dan dilakukan sejak nenek moyang terdahulu karena merupakan acara leluhur. Untuk itu perlu dilestarikan sebab merupakan bagian dari adat budaya yang positif, karena terkandung rasa kebersamaan seperti sifat gotong royong yang tinggi dan mencintai lingkungan.

Acara adat ini dihadiri Bupati Kubar Ismael Thomas yang didampingi istri Ny Lucia Mayo dan Wakil Bupati H Didik Effendi SSos Msi, anggota DPRD Kubar, unsur Muspikab, pejabat di lingkungan Pemkab Kubar, dan unsur Muspika Linggang Bigung serta tokoh adat.

Bupati Ismael Thomas mengatakan, acara ini merupakan salah satu nilai luhur yang terkandung dalam adat-budaya, gotong royong (Rentenukng) atau biasanya disebut sempekat sempawaat. Dijelaskan, sempekat sempawaat ini menjadi unsur hakiki dalam kehidupan bersama, seperti membangun rumah, segala kegiatan yang berkaitan dengan perladangan, acara-acara adat, dan seterusnya.

“Saya yakin masyarakat Kampung Linggang Melapeh dan masyarakat Kubar pada umumnya masih mewarisi dan menerapkan nilai-nilai luhur tersebut dalam kehidupan bermasyarakat. Seperti membersihkan dan memelihara Danau Aco ini yang ditetapkan sebagai tempat ritual adat. Tapi yang terpenting, bahwa semangat sempekat-sempawaat tersebut haruslah kita peliharan dan praktikkan dalam kehidupan sehari-hari,” harap Bupati.

Sementara itu, Ketua Presedium Dewan Adat Kubar Yustinus Dullah menjelaskan, inti acara adat ini adalah Pakaatn Sapiikng (memberi makan babi hutan). Menurut cerita, kata dia, ada seseorang yang bernama Beluq dari suku Tunjung (Rentenukng) pergi ke ladang untuk melihat tanaman padinya. Ternyata kondisinya baik saja, lalu Beluq kembali ke Lubuung (rumah panjang/lamin) dengan kondisi tersesat.

Dalam keadaan kebingungan itu, terdengarlah sayup-sayup suara orang. Ternyata ada 4 raja dan 2 ratu yang masing-masing bernama Julukng, Japi, Juraatn (masing-masing raja babi), dan Sentukng (raja lebah) kemudian ratunya adalah Mangooi dan Bungaq (masing-masing ratu babi).

“Beluq merasa lelah dan tertidur bersama ke-4 raja dan 2 ratu tersebut setelah terbangun dari tidurnya ternyata, dia (Beluq, Red) sendirian dan yang dijadikan tempat tidurnya adalah ilalang tempat babi bersembunyi ketika sedang melahirkan,” jelasnya.

Singkat cerita, tibalah waktu musim babi menyeberang (langooi), dan Beluq segera menyiapkan peralatan untuk menangkap babi. Ketika pergi ke hulu sungai di mana tempat babi tersebut nyeberang, ternyata ada 6 ekor babi yang menyeberang, di antaranya bermahkota namun hanya seekor yang berhasil dibunuhnya.

Pada malamnya, Buleq bermimpi dan mendapatkan pesan dari ratu babi agar memberi makan babi hutan yang lainya dengan upacara adat, supaya babi hutan tidak lagi mengganggu tanaman padi para petani. Jadi dalam kesimpulan adalah mengingatkan supaya selalu mengadakan ritual Pakaatn Sapiikng setiap tahun dengan tujuan agar hama, penyakit yang disebabkan babi tidak mengganggu tanaman dan ladang. Karena itu, Danau Aco ditetapkan sebagai tempat prosesi ritual adat Pakaatn Sapiikng.

0 Merancang dan Mengelola Jaringan dan Saluran Nilai

I. Saluran Pemasaran dan Jaringan Nilai
Saluran pemasaran adalah organisasi-organisasi yang saling tergantung yang tercakup dalam proses yang membuat produk atau jasa menjadi tersedia untuk digunakan atau dikonsumsi.
A. Pentingnya Saluran Pemasaran
Sistem saluran pemasaran merupakan perangkat saluran pemasaran khusus yang digunakan oleh sebuah perusahaan.
B. Pengembangan Saluran
Biasanya, perusahaan baru memulai bisnisnya sebagai usaha lokal yang melakukan penjualan di pasar yang terbatas, dengan menggunakan perantara yang ada. Kalau berhasil, perusahaan tersebut mungkin akan menambah cabangnya yang baru. Perusahaan mungkin harus menggunakan saluran yang berbeda di pasar yang berbeda.
C. Jaringan Nilai
Jaringan nilai: satu sistem kemitraan dan aliansi yang diciptakan sebuah perusahaan untuk menambah, menyerahkan dan mendapatkan sumber untuk tawaran mereka. Jaringan nilai mencakup pemasok perusahaan, dan pemasoknya pemasok, serta pelanggan langsungnya serta pelanggan akhir mereka.

II. Peran Saluran Pemasaran
Pendelegasian berarti melepaskan sebagian kendali atas bagaimana dan kepada siapa produk tersebut dijual, tetapi produsen tetap memperoleh keuntungan dengan menggunakan perantara: (1) banyak produsen tidak memiliki sumber daya keuangan untuk melakukan pemasaran langsung; (2) para produsen yang menang mendirikan salurannya sendiri sering dapat memperoleh laba yang lebih besar dengan meningkatkan investasinya dalam bisnis utamanya; dan (3) pemasaran langsung sama sekali tidak dapat dilakukan.
A. Fungsi dan Arus Saluran
Saluran pemasaran melakukan tugas memindahkan barang dari produsen ke konsumen. Hal itu mengatasi kesenjangan waktu, tempat dan kepemilikan yang memisahkan barang dan jasa dari orang-orang yang membutuhkan atau menginginkannya.

B. Tingkat Saluran
Saluran nol tingkat (saluran pemasaran langsung) terdiri atas produsen yang langsung menjual kepada pelanggan akhir. Saluran satu tingkat berisi satu perantara penjualan seperti pengecer. Saluran dua tingkat berisi dua perantara. Saluran tiga tingkat berisi tiga perantara.
C. Saluran Sektor Jasa
Konsep saluran pemasaran tidak terbatas pada distribusi barang-barang fisik. Produsen jasa dan gagasan juga menghadapi masalah bagaimana caranya memungkinkan keluarannya tersedia dan terjangkau penduduk sasaran.

III. Keputusan Rancangan-Saluran

A. Menganalisis Tingkat Keluaran Jasa yang Diinginkan Pelanggan
1. Ukuran Lot-Jumlah unit yang dibolehkan saluran tersebut dibeli seorang pelanggan biasa untuk satu kali kesempatan.
2. Waktu tunggu dan waktu pengiriman-waktu rata-rata pelanggan saluran tersebut menunggu penerimaan barang.
3. Kenyamanan ruang-sejauh mana saluran pemasaran tersebut memudahkan pelanggan membeli produk tersebut.
4. Keragaman produk-banyaknya jenis yang disediakan saluran pemasaran. Pelanggan menyukai keragaman yang lebih besar karena pilihan yang lebih banyak akan meningkatkan peluang menemukan apa yang mereka butuhkan.
5. Dukungan layanan-makin besar dukungan layanan, makin banyak pekerjaan yang disediakan saluran tersebut.
B. Menetapkan Tujuan dan Larangannya
Tujuan-tujuan saluran seharusnya dinyatakan dari segi tingkat keluaran jasa yang ditargetkan. Dalam kondisi persaingan, lembaga-lembaga saluran seharusnya menata tugas-tugas fungsionalnya untuk meminimalkan total biaya saluran dalam kaitannya dengan tingkat keluaran jasa yang diinginkan.
C. Mengidentifikasi Alternatif Saluran Utama
Perusahaan-perusahaan dapat memilih dari berbagai jenis saluran untuk menjangkau pelanggan. Mulai dari tenaga penjualan, agen, distributor, penyalur, surat langsung, telemarketing, hingga internet.
1. Jenis Perantara. Suatu perusahaan perlu mengidentifikasi jenis-jenis perantara yang tersedi untuk melaksanakan tugas salurannya.
2. Jumlah Perantara. Distribusi eksklusif berarti sangat membatasi jumlah perantara. Distribusi ini digunakan apabila produsen ingin tetap memegang kendali atas tingkat dan keluaran layanan yang ditawarkan perantara tersebut. Distribusi selektif melibatkan penggunaan lebih dari beberapa tetapi tidak semua perantara yang bersedia menjual produk tertentu. Strategi ini digunakan perusahaan-perusahaan mapan dan perusahaan-perusahaan baru yang mencari distributor. Distribusi intensif terdir atas produsen yang menempatkan barang atau jasanya di sebanyak mungkin gerai.
3. Syarat dan tanggung Jawab Anggota Saluran. Kebijakan harga mengharuskan produsen menyusun daftar harga dan daftar diskon serta potongan harga yang dipandang perantara adil dan memadai. Syarat penjualan mengacu pada jangka waktu pembayaran dan garansi produsen. Hak teritorial distributor menetapkan wilayah distributor dan ketentuan-ketentuan yang mengatur bahwa produsen tersebut memberikan hak kepada distributor lainnya. Layanan dan tanggung jawab kedua belah pihak harus diuraikan dengan cermat.
D. Mengevaluasi Alternatif Utama
1. Kriteria Ekonomi. Masing-masing alternatif saluran akan menghasilkan tingkat penjualan dan biaya yang berbeda. Saluran berbiaya rendah cenderung menjadi saluran yang kurang disentuh.
2. Kriteria Pengendalian dan Penyesuaian Diri. Dalam produk pasar yang berubah cepat, tidak menentu, atau tidak pasti, produsen memerlukan struktur dan kebijakan saluran yang memberikan kemampuan menyesuaikan diri yang tinggi.

IV. Keputusan Manajemen Saluran

A. Memilih Anggota Saluran
Perusahaan perlu memilih anggota-anggota salurannya secara cermat. Untuk memudahkan seleksi anggota saluran, produsen harus menetapkan karakteristik-karakteristik yang membedakan perantara-perantara yang lebih baik.
B. Melatih Anggota Saluran
Perusahaan perlu merencanakan dan mengimplementasikan program pelatihan yang cermat bagi perantara mereka.
C. Memotivasi Anggota Saluran
Jenis-jenis kekuatan untuk memperoleh kerja sama:
1. Kekuatan paksaan. Produsen mangancam untuk menarik sumber daya atau memutuskan hubungan jika perantara gagal bekerja sama.
2. Kekuatan imbalan. Produsen menawarkan manfaat tambahan kepada perantara untuk melaksanakan tindakan atau fungsi tertentu.
3. Kekuatan yang sah. Produsen menuntut perilaku yang dibenarkan sesuai dengan kontrak.
4. Kekuatan ahli. Produsen memiliki pengetahuan khusus yang dihargai perantara.
5. Kekuatan rujukan. Pabrikan sangat menghormati pedagang perantara yang sangat kuat ikatannya dengan pabrikan itu.
D. Mengevaluasi Anggota Saluran
Secara berkala, produsen harus mengevaluasi kinerja perantara berdasarkan standar seperti pencapaian kuota penjualan, tingkat persediaan rata-rata, waktu pengiriman kepada pelanggan, penanganan barang rusak, dan hilang, dan kerja sama dalam program promosi dan pelatihan.
E. Mengubah Susunan Saluran
Produsen harus mempelajari secara berkala dan mengubah susunan salurannya. Perubahan diperlukan apabila saluran distribusi tersebut sejalan sebagaimana direncanakan, pola beli konsumen berubah, pasar meluas, muncul pesaing baru, lahir saluran distribusi yang inovatif, dan produk tersebut memasuki tahap lanjut siklus hidup produk itu.

V. Sistem dan Integrasi Saluran
A. Sistem pemasaran Vertikal
Sistem pemasaran vertikal (VMS-vertical marketing system) terdiri atas produsen, pedagang besar, dan pengecer yang bertindak sebagai sistem yang menyatu. VMS muncul sebagai akibat dari upaya pemimpin saluran tersebut mengendalikan perilaku saluran dan menghilangkan konflik karena tiap anggota berusaha memenuhi tujuan pribadinya.
1. VMS Korporat menggabungkan tahap-tahap produksi dan distribusi yang berurutan dibawah kepemilikan tunggal.
2. VMS Terpimpin mengkoordinasikan tahap-tahap produksi dan distribusi yang berurutan melalui ukuran dan kekuatan salah satu anggota.
3. VMS Berdasarkan Kontrak terdiri atas usaha independen pada berbagai tingkat produksi dan distribusi yang berbeda yang memadukan program mereka berdasarkan kontrak untuk memperoleh penghematan atau dampak penjualan yang lebih besar daripada yang dapat mereka capai sendirian. Tiga jenis VMS berdasarkan kontrak: (1) jaringan sukarela yang di sponsori pedagang besar; (2) koperasi pengecer; (3) organisasi waralaba.
4. Persaingan baru dalam Eceran. Persaingan baru dalam eceran tidak lagi terjadi antara unit-unit bisnis independen, melainkan antara seluruh sistem jaringan yang di program secara terpusat (korporat, terpimpin dan yang didasari kontrak) yang bersaing satu sama lain guna mencapai penghematan biaya dan tanggapan terhadap pelanggan yang terbaik.
B. Sistem Pemasaran Horisontal
Sistem pemasaran horisontal adalah dimana dua atau beberapa perusahaan yang tidak berhubungan menggabungkan sumber daya atau program untuk memanfaatkan peluang pemasaran yang sedang berkembang.
C. Sistem Pemasaran Multi-Saluran
Pemasaran multi-saluran terjadi apabila satu perusahaan menggunakan dua atau lebih saluran pemasaran untuk menjangkau satu atau beberapa segmen pelanggan.
1. Merencanakan Arsitektur Saluran. Perusahaan menggunakan saluran yang berbeda untuk melakukan penjualan kepada pelanggan-pelanggan dengan ukuran yang berbeda. Perusahaan dapat menggunakan tenaga penjualan langsungnya untuk melakukan penjualan kepada pelanggan besar, telemarketing untuk melakukan penjualan kepada pelanggan kecil; tetapi keuntungan ini dapat terancam oleh tingkat konflik yang meningkat mengenai siapa yang mempunyai kepemilikan pelanggan.

VI. Konflik, kerja sama, dan Persaingan
A. Jenis Konflik dan Persaingan
Konflik saluran vertikal berarti konflik antara tingkat-tingkat yang berbeda dalam saluran yang sama. Konflik saluran horisontal adalah konflik antara anggota-anggota pada tingkat yang sama dalam saluran tersebut. Konflik multi-saluran terjadi apabila produsen tersebut menciptakan dua atau lebih saluran yang melakukan penjualan ke pasar yang sama.
B. Penyebab Konflik Persaingan
Penyebab utama konflik saluran adalah ketidaksesuaian saluran, peran dan hak yang tidak jelas, dan perbedaan persepsi.

C. Mengelola Konflik Saluran
Kooptasi: upaya salah satu organisasi untuk memperoleh dukungan pemimpin organisasi lainnya dengan menyertakan mereka dalam dewan penasehat, dewan direksi, dan sejenisnya. Diplomasi terjadi apabila masing-masing pihak mengirimkan satu orang atau satu kelompok untuk bertemu dengan mitra rundingnya guna memecahkan konflik tersebut. Mediasi: mengandalkan pihak ketiga yang netral yang memiliki keahlian mendamaikan kepentingan kedua belah pihak. Arbitrasi terjadi apabhila kedua belah pihak setuju menyampaikan argumen mereka kepada satu atau beberapa arbitrator dan menerima keputusan arbitrasi tersebut.
D. Masalah-masalah Hukum Etika dalam Hubungan Saluran
Perusahaan secara hukum bebas mengembangkan pengaturan saluran apapun yang sesuai baginya. Bahkan, hukum berupaya mencegah perusahaan menggunakan taktik-taktik pengucilan yang mungkin akan menghalangi pesaing menggunakan saluran.

VII. Praktik Pemasaran E-Commerce
E-business (bisnis elektronik) menggambarkan penggunaan sarana elektronik dan platform untuk melakukan bisnis perusahaan. E-Commerce (perdagangan elektronik) berarti bahwa perusahaan atau situs menawarkan untuk melakukan transaksi atau memudahkan penjualan produk dan jasa secara online. E-purchasing berarti perusahaan memutuskan untuk membeli barang, jasa, dan informasi dari berbagai pemasok online. E-marketing menggambarkan perusahaan berusaha untuk menginformasikan kepada pembeli, mengkomunikasikan, mempromosikan, dan menjual produk dan jasanya lewat internet. Perusahaan-perusahaan klik murni (pure click), yakni perusahaan yang telah meluncurkan situs web tanpa eksistensi perusahaan apa pun sebelumnya. Perusahaan-perusahaan brick and click (perusahaan nyata dan sekaligus klik), perusahaan-perusahaan yang sudah ada yang menambahkan situs online untuk informasi dan/atau e-commerce.
A. Perusahaan Klinik Murni
1. The Dot-Com Buble. Perusahaan harus menetapkan dan mengoperasikan situs e-commerce mereka secara cermat.
2. E-Commerce Bisnis ke Bisnis. Tujuan situs B2B adalah membuat pasar menjadi lebih efisien. Pembeli bisa mendapatkan informasi dari: (1) situs web pemasok; (2) infomediaries, pihak ketiga yang menambah nilai dengan mengumpulkan informasi tentang alternatif-alternatif; (3) market makers, pihak ketiga yang menciptakan pasar yang menghubungkan pembeli dan penjual; dan (4) komunitas pelanggan yang merupakan situs web dimana pembeli dapat bertukar cerita tentang produk dan layanan pemasok.
B. Perusahaan real dan Klik
Banyak perusahaan cepat bergerak untuk membuka situs web yang menggambarkan bisnis mereka, namun menolak untuk menambah e-commerce pada situs mereka. Mereka merasa bahwa penjualan produk atau layanan mereka secara online akan menimbulkan konflik saluran- mereka akan bersaing dengan pengecer, agen, atau toko offline mereka sendiri.

Kamis, 18 November 2010

0 International Financial Reporting Standard (IFRS): Tantangan Akuntan dalam Era Globalisasi

Pendahuluan
Standar akuntansi keuangan yang melandasi praktik akuntansi keuangan di suatu negara beragam dan berbeda satu sama lain. Hal ini disebabkan adanya perbedaan lingkungan bisnis seperti nilai, budaya, sistem politik, hukum serta tahapan perkembangan ekonomi yang berbeda. Namun dengan semakin pesatnya perkembangan interaksi perdagangan antar negara di era globalisasi ini maka kebutuhan akan konvergensi standar akuntansi internasional yang bisa dipakai oleh semua negara menjadi semakin mendesak dan dibutuhkan oleh semua pihak yang terlibat dalam perdagangan Internasional. Konvergensi ini dimaksudkan untuk mencapai kesepakatan tentang adanya standar akuntansi yang bisa dipakai sebagai bahasa bisnis global.
Susanto (2006) mengemukakan ada tiga alasan utama yang mendorong perlunya konvergensi (harmonisasi) standar akuntansi internasional yaitu: efisiensi, investasi, dan perdagangan sekuritas pada lebih dari satu negara atau cross border listing. Terciptanya seperangkat standar akuntansi internasional akan menghemat waktu dan biaya dalam kegiatan pencatatan transaksi bisnis dan penyusunan laporan keuangan perusahaan multinasional serta bermanfaat bagi para analis keuangan dalam melakukan perbandingan laporan keuangan antar negara untuk bisnis sejenis. Manfaat lain adalah mempermudah perusahaan yang akan memperdagangkan sekuritas mereka pada pasar modal di berbagai negara.
Perkembangan dalam teknologi informasi juga telah mengubah lingkungan pelaporan keuangan dengan menghapuskan jarak fisik diantara berbagai pihak yang berinteraksi dalam bisnis global sehingga memungkinkan informasi tersedia pada saat yang hampir bersamaan di berbagai tempat yang berbeda. Inilah yang memungkinkan investor bertransaksi di seluruh penjuru dunia tanpa ada kendala batasan wilayah negara. Tetapi ketika perusahaan masih menggunakan standar pelaporan keuangan yang berbeda-beda seperti US GAAP (Generally Accepted Accounting Principles), PSAK (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan), IAS (International Accounting Standard), maka tuntutan perbandingan laporan keuangan antar negara, ketepatan waktu pelaporan, relevansi informasi, serta investasi antar negara menjadi terhambat. Inilah berbagai faktor yang mendorong pengadopsian IFRS menjadi semakin kuat dibutuhkan.

Tulisan ini akan menguraikan berbagai isu penting dalam rangka pengadopsian IFRS sebagai bahasa bisnis global yang akan diimplementasikan pada tahun 2012, khususnya bagi perusahaan yang memiliki pertanggungjawaban kepada publik atau melakukan transaksi bisnis global. Isu ini meliputi proses terbentuknya International Accounting Standards Board (IASB), perbedaan IFRS dengan GAAP dan PSAK, Penerapan IFRS di Indonesia serta dampaknya bagi perusahaan dan akuntan.

Proses Terbentuknya International Accounting Standards Board (IASB)
Penyusun Standar Internasional berdiri pada bulan Juni tahun 1973 di London, Inggris melalui kesepakatan dari sembilan lembaga akuntansi Internasional. Kesepakatan ini menghasilkan terbentuknya the International Accounting Standards Committee (IASC) yang mewakili empatbelas negara. Anggota IASC termasuk the International Organisation of Securities Commission (IOSCO), the Financial Accounting Standards Board (FASB) dan the European Commission. Pada bulan Maret 1974, IASC menerbitkan Exposure dtaft yang pertama E1- Disclosure of Accounting Policies dan sampai saat ini telah diterbitkan 68 exposure drafts, 41 International Accounting Standards (IAS) dan 25 Interpretations of IAS.
Pada bulan April 2001, the International Accounting Standards Committee Foundation (IASCF) terbentuk di Amerika. Organisasi ini merupakan organisasi induk dari IASB. IASB merupakan penerus dari the International Accounting Standards Committee (IASC) merupakan lembaga independen yang sebagian besar pendanaannya berasal dari kantor akuntan, perusahaan dan institusi finansial swasta, bank serta organisasi internasional dan profesional di seluruh dunia.
IASB beranggotakan 14 board members yang berasal dari sembilan negara (termasuk Amerika) yang masing-masing berhak atas satu suara. Anggota IASB dipilih berdasar pada kompetensi profesional dan pengalaman praktisnya (AICPA, 2008). Sejak Januari 2008, ketua IASB adalah Profesor Sir David Tweedie (KPMG) dan wakilnya Thomas E. Jones (wakil ketua FASB).
Dewasa ini lebih dari 100 negara (lebih dari 12.000 perusahaan) telah mengadopsi penggunaan International Financial Accounting Standard (IFRS) sebagai acuan dalam menyiapkan laporan keuangan perusahaan publik termasuk USA melalui Securities Exchange Commision (SEC). Negara-negara ini antara lain Uni Eropa, Kanada, India, Hong Kong, Australia, Malaysia, Pakistan, Russia, Afrika Selatan, Singapore and Turki. Diperkirakan dalam beberapa tahun ke depan jumlah negara yang mengadopsi IFRS akan terus bertambah sehingga bisa mencapai 150an negara. Jepang dan Mexico juga telah merencanakan untuk mengkonvergensi (mengeliminasi perbedaan yang signifikan) standar akuntansi nasional mereka.
IASB bertanggungjawab terhadap pengembangan the International Financial Reporting Standards (IFRS ) serta mempromosikan penggunaan dan penerapannya. IFRS adalah nama baru dari International Accounting Standards (IAS) untuk standar yang diterbitkan setelah tahun 2001. IASB bertugas merevisi konstitusi dengan tujuan akhir pengembangkan dan pengaplikasian seperangkat standar akuntansi global yang akan menghasilkan informasi keuangan yang berkualitas tinggi yang akan membantu seluruh partisipan pemain pasar modal dunia dalam pengambilan keputusan ekonomi.
The International Accounting Standards Board dan the US Financial Accounting Standards Board telah berkomitmen untuk menyelaraskan IFRS dan US GAAP sejak Norwalk Accord 2002. Pada tahun 2002 dalam pertemuan di Norwalk, Connecticut, IASB dan FASB sepakat untuk mengurangi perbedaan antara IFRS dan US GAAP (the Norwalk Agreement). Pada bulan Februari 2006 FASB dan IASB menerbitkan Memorandum of Understanding yang di dalamnya terkandung antara lain suatu program yang berisi topik-topik yang harus dikonvergensi sebelum 2008. Salah satu langkah besar penyelarasan ini adalah usulan Securities and Exchange Commission (SEC) di tahun 2007 yang tidak mensyaratkan lagi rekonsiliasi bagi perusahaan asing yang menyiapkan laporan keuangannya dengan menggunakan IFRS. Langkah signifikan berikut adalah konsep SEC yang memperbolehkan perusahaan domestik USA untuk menggunakan IFRS sebagai alternatif US GAAP.
Penyelarasan ini bermakna penyederhanaan pelaporan keuangan dan pengurangan berbagai kendala yang dihadapi perusahaan yang terdaftar di bursa saham terutama di bursa yang memiliki lebih dari satu wilayah hukum dan perusahaan yang sahamnya diperjualbelikan lintas transaksi pasar modal.

Struktur IFRS
IFRS adalah serangkaian standar berbasis prinsip ("principles based" set of standards) yang mengatur pedoman umum sekaligus perlakuan khusus. IFRS terdiri atas:
1. International Financial Reporting Standards (IFRS) – standar yang diterbitkan setelah 2001
2. International Accounting Standards (IAS) – standar yang diterbitkan sebelum 2001
3. Interpretations Originated from the International Financial Reporting Interpretations Committee (IFRIC) – diterbitkan sesudah 2001
4. Standing Interpretations Committee (SIC) – diterbitkan sebelum 2001

IFRS juga memiliki Framework for the Preparation and Presentation of Financial Statements (Rerangka Penyiapan dan Presentasi Laporan Keuangan) yang menggambarkan beberapa prinsip yang mendasari IFRS, yaitu
1. Objective of financial statements (tujuan laporan keuangan)
Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi tentang posisi keuangan, kinerja dan perubahan posisi keuangan suatu entitas yang bermanfaat untuk berbagai pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi dan menyediakan the current financial status suatu entitas bagi pemegang saham dan masyarakat umum.
2. Underlying assumptions (asumsi yang mendasari). Asumsi yang mendasari IFRS adalah:
a. Accrual basis – dampak transaksi dan kejadian lain diakui pada saat terjadinya dan bukan pada saat kas diterima atau dikeluarkan/dibayar.
b. Going concern – Laporan Keuangan disiapkan berbasis pada asumsi bahwa entitas akan terus beroperasi sampai waktu yang tidak terbatas.
3. Qualitative characteristics of financial statements (karakteristik kualitatif laporan keuangan)
a. Understandability
b. Relevance
c. Reliability
d. Comparability.
4. Elements of financial statements (elemen laporan keuangan)
a. Neraca terdiri dari:
• Assets (Aset)– sumber ekonomi yang dikendalikan oleh entitas sebagai akibat kejadian masa lalu yang akan memberikan manfaat ekonomi kepada entitas di masa mendatang.
• Liabilities (Kewajiban)- kewajiban entitas sekarang yang timbul akibat kejadian masa lalu yang penyelesaiannya memerlukan aliran keluar sumber yang memiliki manfaat ekonomi.
• Equity (Ekuitas)- nilai residual aset setelah dikurangi seluruh kewajiban.
b. Laporan Laba Rugi (the statement of comprehensive income) terdiri dari
• Income (Laba) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama periode akuntansi dalam bentuk aliran masuk atau peningkatan aset atau pengurangan kewajiban.
• Expenses (Biaya) adalah penurunan manfaat ekonomi.
5. Recognition of Elements of Financial Statements
Pengakuan suatu item dalam laporan keuangan dilakukan bila
• kemungkinan manfaat ekonomi masa mendatang akan mengalir ke dan dari entitas serta
• ketika item memiliki kos atau nilai yang dapat diukur dengan tingkat reliabilitas tertentu.
6. Measurement of the Elements of Financial Statements
Pengukuran menggambarkan bagaimana tanggung jawab akuntan menentukan nilai uang (rp) suatu item dalam laporan laba rugi dan neraca. Dasar pengukuran harus diseleksi oleh akuntan dengan penuh tanggung jawab. Terdapat beragam dasar pengukuran dengan berbagai kombinasinya. Dasar ini meliputi (tetapi tidak terbatas pada):
• Historical cost (dominan)
• Current cost
• Realisable (settlement) value
• Present value
7. Concepts of Capital and Capital Maintenance
a. Concepts of Capital
• A financial concept of capital, seperti investasi dalam bentuk finansial berarti modal adalah aset neto atau aset neto entitas.
• A physical concept of capital berarti modal adalah kapasitas produktif entitas.
a. Concepts of Capital Maintenance and the Determination of Profit
• Akuntan dapat memilih mengukur financial capital maintenance (pemeliharaan modal finansial) baik dalam bentuk unit moneter nominal atau constant purchasing power units (unit daya beli konstan).
• Modal fisik dipertahankan ketika kapasitas produktif akhir periode lebih besar daripada awal periode.
• Laba adalah kelebihan yang diperoleh setelah modal awal periode dipertahnkan.
• Ketika akuntan memilih unit moneter nominal, laba adalah peningkatan modal nominal.
• Ketika akuntan memilih daya beli konstan, laba adalah peningkatan daya beli yang diinvestasikan. Hanya kenaikan yang melebihi tingkat inflasi yang diperlakukan sebagai laba.
Daftar Statemen yang telah diterbitkan IFRS:
• IFRS 1 First time Adoption of International Financial Reporting Standards
• IFRS 2 Share-based Payment
• IFRS 3 Business Combinations
• IFRS 4 Insurance Contracts
• IFRS 5 Non-current Assets Held for Sale and Discontinued Operations
• IFRS 6 Exploration for and Evaluation of Mineral Resources
• IFRS 7 Financial Instruments: Disclosures
• IFRS 8 Operating Segments
• IAS 1: Presentation of Financial Statements
• IAS 2: Inventories
• IAS 7: Cash Flow Statements
• IAS 8: Accounting Policies, Changes in Accounting Estimates and Errors
• IAS 10: Events After the Balance Sheet Date.
• IAS 11: Construction Contracts
• IAS 12: Income Taxes
• IAS 14: Segment Reporting (superseded by IFRS 8 on January 1, 2008)
• IAS 16: Property, Plant and Equipment
• IAS 17: Leases
• IAS 18: Revenue
• IAS 19: Employee Benefits
• IAS 20: Accounting for Government Grants and Disclosure of Government Assistance
• IAS 21: The Effects of Changes in Foreign Exchange Rates
• IAS 23: Borrowing Costs
• IAS 24: Related Party Disclosures
• IAS 26: Accounting and Reporting by Retirement Benefit Plans
• IAS 27: Consolidated Financial Statements
• IAS 28: Investments in Associates
• IAS 29: Financial Reporting in Hyperinflationary Economies
• IAS 31: Interests in Joint Ventures
• IAS 32: Financial Instruments: Presentation (Financial instruments disclosures are in IFRS 7 Financial Instruments: Disclosures, and no longer in IAS 32)
• IAS 33: Earnings Per Share
• IAS 34: Interim Financial Reporting
• IAS 36: Impairment of Assets
• IAS 37: Provisions, Contingent Liabilities and Contingent Assets
• IAS 38: Intangible Assets
• IAS 39: Financial Instruments: Recognition and Measurement
• IAS 40: Investment Property
• IAS 41: Agriculture
Daftar Interpretasi:
• Preface to International Financial Reporting Interpretations (Revisi Januari 2006)
• IFRIC 1 Changes in Existing Decommissioning, Restoration and Similar Liabilities (Revisi Januari 2006)
• IFRIC 7 Approach under IAS 29 Financial Reporting in Hyperinflationary Economies (Diterbitkan Februari 2006)
• IFRIC 8 Scope of IFRS 2 (Diterbitkan Februari 2006)
• IFRIC 9 Reassessment of Embedded Derivatives (Diterbitkan April 2006)
• IFRIC 10 Interim Financial Reporting and Impairment (Diterbitkan November 2006)
• IFRIC 11 IFRS 2-Group and Treasury Share Transactions (Diterbitkan November 2006)
• IFRIC 12 Service Concession Arrangements (Diterbitkan November 2006)
• SIC 7 Introduction of the Euro (Revisi Januari 2006)
• SIC 10 Government Assistance-No Specific Relation to Operating Activities (Revisi Januari 2006)
• SIC 12 Consolidation-Special Purpose Entities (Revisi Januari 2006)
• SIC 13 Jointly Controlled Entities-Non-Monetary Contributions by Venturers (Revisi Januari 2006)
• SIC 15 Operating Leases-Incentives (Revisi Januari 2006)
• SIC 21 Income Taxes-Recovery of Revalued Non-Depreciable Assets (Revisi Januari 2006)
• SIC 25 Income Taxes-Changes in the Tax Status of an Entity or its Shareholders (Revisi Januari 2006)
• SIC 27 Evaluating the Substance of Transactions Involving the Legal Form of a Lease (Revisi Januari 2006)
• SIC 29 Disclosure-Service Concession Arrangements (Revisi Januari 2006)
• SIC 31 Revenue-Barter Transactions Involving Advertising Services (Revisi Januari 2006)
• SIC 32 Intangible Assets-Web Site Costs (Revisi Januari 2006)

Persamaan dan Perbedaan IFRS dengan GAAP
Perbandingan antara IFRS dan GAAP dapat dilihat secara lebih rinci dan detail pada lampiran tulisan ini. Tetapi secara garis besar perbedaan yang perlu mendapat perhatian antara lain:
1. IFRS tidak terlalu detail dan rinci, misal penjelasan terkait dengan pengakuan pendapatan.
2. IFRS tidak memperbolehkan penentuan nilai persediaan berbasis Last In First Out (LIFO)
3. IFRS umumnya masih menggunakan historical cost tetapi aktiva tak berwujud, PPE, serta investment property bisa direvaluasi menurut nilai wajar (fair value)
Kesiapan Indonesia Menghadapi Pemberlakuan IFRS 2012
Dalam rangka konvergensi dengan IFRS dan IAS, tiga PSAK revisian DSAK-IAI sudah berlaku efektif sejak tanggal 1 Januari 2008 yaitu
1. PSAK No. 13 (revisi 2007) tentang Properti Investasi yang menggantikan PSAK No. 13 tentang Akuntansi untuk Investasi (disahkan 1994). PSAK ini hampir sepenuhnya mengadopsi IAS 40 (2003) Investment Property
2. PSAK No. 16 (revisi 2007) tentang Aset Tetap yang menggantikan PSAK 16 (1994) : Aktiva Tetap dan Aktiva Lain-lain dan
3. PSAK 17 (1994) : Akuntansi Penyusutan serta PSAK No. 30 (revisi 2007) tentang Sewa menggantikan PSAK 30 (1994) tentang Sewa Guna Usaha.
Sedangkan dua standar lainnya akan mulai berlaku efektif sejak tanggal 1 Januari 2009, yaitu
1. PSAK No. 50 (revisi 2006) tentang Instrumen Keuangan : Penyajian dan Pengungkapan yang menggantikan Akuntansi Investasi Efek Tertentu dan
2. PSAK No. 55 (revisi 2006) tentang Instrumen Keuangan : Pengakuan dan Pengukuran yang menggantikan Akuntansi Instrumen Derivatif dan Aktivitas Lindung Nilai.
Dengan adanya penyempurnaan dan pengembangan PSAK secara berkelanjutan dari tahun ke tahun, saat ini terdapat tiga PSAK yang pengaturannya sudah disatukan dengan PSAK terkait yang terbaru sehingga nomor PSAK tersebut tidak berlaku lagi, yaitu :
1. PSAK No. 9 (Revisi 1994) tentang Penyajian Aktiva Lancar dan Kewajiban Jangka Pendek pengaturannya disatukan dalam PSAK No. 1 (Revisi 1998) tentang Penyajian Laporan Keuangan;
2. PSAK No. 17 (Revisi 1994) tentang Akuntansi Penyusutan pengaturannya disatukan dalam PSAK No. 16 (Revisi 2007) tentang Aset Tetap;
3. PSAK No. 20 tentang Biaya Riset dan Pengembangan (1994) pengaturannya disatukan dalam PSAK No. 19 (Revisi 2000) tentang Aset Tidak Berwujud.
Selain itu DSAK-IAI juga telah menyetujui Exposure Draft (ED) beberapa PSAK yang terdiri dari tiga PSAK konvensional dan 5 PSAK Syariah yaitu:
1. ED PSAK 14 tentang Persediaan
2. ED PSAK 26 tentang Biaya Pinjaman
3. ED PSAK 58 tentang Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan
4. ED PSAK 107 tentang Akuntansi Ijarah
5. ED PSAk 108 tentang Akuntansi Penyelesaian Utang Piutang Murabahan Bermasalah
6. ED PSAK 109 tentang Akuntansi Zakat dan Infak/Sadakah
7. ED PSAK 110 tentang Akuntansi Hawalah
8. ED PSAK 111 tentang Akuntansi Transaksi Asuransi Syariah

Konvergensi PSAK dengan IFRS:
Pada akhir tahun 2010 diharapkan seluruh IFRS sudah diadopsi dalam PSAK. Tahun 2011 merupakan tahun penyiapan seluruh infrastruktur pendukung untuk implementasi PSAK yang sudah mengadopsi seluruh IFRS. Tahun 2012 merupakan tahun dimana PSAK yang sudah berbasis IFRS sudah wajib diterapkan oleh perusahaan yang memiliki akuntabilitas publik
Berikut kutipan dari Deloitte News Letter : The Standards Update Vol.1/24-Sep-2007 tentang IFRS Convergence Planning:
IAI merencanakan untuk mengkonvergensi PSAK dengan IFRS sebelum 2012. Sejalan dengan rencana ini, DSAK sedang dalam proses merevisi tiga PSAK sebagai berikut :
• PSAK 22 : Akuntansi untuk Penggabungan Usaha yang direvisi dengan mengacu pada IFRS 3 : Business Combination;
• PSAK 58 : Penghentian Operasi yang direvisi dengan mengacu pada IFRS 5 : Non-current Assets Held for Sale and Discontinued Operations; dan
• PSAK 48 : Kerusakan Aset yang direvisi dengan mengacu pada IAS 36 : Impairment of Assets
Penerapan IFRS di Indonesia serta Dampaknya bagi Perusahaan dan Akuntan.
Indonesia pada mulanya cenderung mengikuti standar akuntansi keluaran Amerika yang diterbitkan oleh Financial Accounting Standard Board (FASB). Tetapi sejak tahun 1994 Indonesia sudah mulai melakukan harmonisasi dan lebih mendekatkan diri ke International Accounting Standard (IAS).
Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK) dari Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) telah menetapkan tahun 2008 sebagai target antara dimana perbedaan-perbedaan mendasar antara PSAK dan IFRS sudah tidak ada lagi. Saat ini, DSAK sudah menyiapkan Exposure Draft (ED) dari 4 buah standar yang sudah disesuaikan dengan standar IFRS yang sesuai. Yang paling ditunggu-tunggu oleh para pengamat dan praktisi adalah ED dari PSAK 16 tentang aktiva tetap dan aktiva lainnya (Dinhi, 2007).
Di dalam IAS 16, standar internasional memperbolehkan pengukuran aktiva tetap memakai revaluation model (di tahun berikutnya setelah aktiva dinilai berdasarkan nilai perolehannya). Perusahaan-perusahaan di Indonesia dapat menerapkan revaluation model (fair value accounting) dalam pencatatan PPE (Property, Plan, and Equipment) mulai tahun 2008 (asumsi bahwa PSAK 16 akan mulai efektif tahun 2008). Hal ini adalah perubahan yang cukup besar karena selama ini revaluation model belum dapat diterapkan di Indonesia dan hanya bisa dilakukan jika ketentuan pemerintah mengijinkan.
Apa perbedaan historical cost yang selama ini sudah lebih dikenal dengan revaluation model? Revaluation model memperbolehkan PPE dicatat berdasarkan nilai wajarnya. Permasalahannya di Indonesia adalah sistem perpajakan yang tidak mendukung standar ini. Di dalam peraturan perpajakan, revaluasi aset ke atas dikenai pajak final sebesar 10% dan harus dibayar pada tahun tersebut (tidak boleh dicicil dalam 5 tahun misalnya) dan tidak menghasilkan hutang pajak tangguhan yang bisa dibalik di tahun berikutnya bila nilai aktiva turun. Bayangkan apabila perusahaan memutuskan memakai revaluation model dan setiap tahun harga asetnya meningkat, maka setiap tahun harus membayar pajak final padahal kenaikan harga aset tersebut tidaklah membawa aliran kas masuk ke dalam perusahaan. Bila aturan perpajakan tidak mendukung, maka dapat dipastikan perusahaan akan enggan menerapkan revaluation model. Bukan hanya sistem pajaknya saja yang memberatkan, bila perusahaan memakai revaluation model, tetapi mereka juga harus bersiap-siap untuk keluar uang lebih banyak guna menyewa jasa penilai. Hal ini dikarenakan banyaknya aset tetap yang tidak memiliki nilai pasar sehingga ketergantungan kepada jasa penilai (assessor) akan besar untuk menilai aset-aset ini.
Jika ternyata nilai wajar yang ditetapkan penilai berbeda dengan nilai wajar yang ditetapkan auditor dari akuntan publik, biasanya nilai wajar dari auditor yang akan dipakai. Sistem pencatatan akuntansi juga sedikit lebih rumit daripada memakai historical cost. Ketika perusahaan pertama kali berubah dari historical cost model ke revalution model, maka akumulasi penyusutan dihapus dan biaya penyusutan dihitung kembali berdasarkan nilai wajar yang baru. Demikian selanjutnya apabila revaluasi menerbitkan nilai baru, maka biaya penyusutan dihitung kembali. Peraturan lain dari IAS 16 adalah bahwa penerapan nilai wajar tidak bisa diterapkan oleh aktiva secara individu tapi harus secara keseluruhan dalam golongan aktivat tersebut.
Terkait dengan penilian berbasis nilai wajar ini, IASB juga telah menerbitkan dokumen yang mencoba menjawab berbagai pertanyaan terkait dengan nilai wajar instrumen finansial yang tidak aktif (IASCF, 2008) sepetti yang tercantum dalam IAS 39 Financial Instrument: Recognition and Measurement. IASB dan FASB akan terus memastikan dan bekerjasama guna meyakinkan bahwa tujuan pengukuran nilai wajar secara konsisten diterapkan di pasar yang tidak aktif sehingga memungkinkan perbandingan antar wilayah. Untuk memenuhi tujuan pengukuran nilai wajar ini suatu entitas mengukur nilai instrumen finansial dengan mempertimbangkan seluruh informasi pasar yang relevan yang tersedia. Kalau data yang tersedia tidak diperoleh maka nilai wajar akan ditentukan berdasar teknik valuasi yang berdasar pada asumsi manajemen tentang aliran kas di masa mendatang dengan penyesuaian yang memadai (discount rate)
Melalui milis FORKAP (Forum Kantor Akuntan Publik) 4 Maret 2008, Bapak Ahmadi Hadibroto (ketua IAI) menginformasikan perkembangan terakhir Standar Akuntansi Keuangan (SAK) Indonesia. Pada bulan Januari 2008 yang lalu, DSAK menyampaikan rencana pengembangan PSAK sebagai berikut :
1. Penyusunan SAK-UKM
DSAK sejak tahun lalu sudah mulai menyusun SAK untuk UKM. Jika tidak ada halangan, exposure draftnya akan diterbitkan dalam beberapa bulan mendatang dan diharapkan dapat disahkan tahun ini juga.
2. Penyusunan SAK Nasional
SAK Nasional adalah SAK khusus yang tidak dicakup dalam IFRS, yaitu :
a. SAK untuk transaksi berbasis syariah, ditargetkan rampung tahun ini juga;
b. SAK untuk badan layanan umum, target 2008-2009;
c. SAK untuk entitas nirlaba, target 2009-2010;
d. SAK untuk derivasi peraturan perundang-undangan, target 2010-2012
3. Konvergensi dengan IFRS
a. Pada akhir 2010 diharapkan seluruh IFRS sudah diadopsi dalam PSAK;
b. Tahun 2011 merupakan tahun penyiapan seluruh infrastruktur pendukung untuk implementasi PSAK yang sudah mengadopsi seluruh IFRS;
c. Tahun 2012 merupakan tahun implementasi dimana PSAK yang berbasis IFRS wajib diterapkan oleh perusahaan-perusahaan yang memiliki akuntabilitas publik.
Melihat program pengembangan standar akuntansi di atas, jelas terlihat bahwa pengembangan PSAK untuk UKM dan kebutuhan spesifik nasional kita didahulukan. Bahkan nantinya PSAK berbasis IFRS tidak wajib diterapkan oleh perusahaan-perusahaan lokal yang tidak memiliki akuntabilitas publik.

Dampak Penerapan IFRS bagi Akuntan dan Perusahaan Indonesia
Dengan diadopsinya IFRS tentu saja para akuntan wajib mengikuti semua perkembangan, perubahan dalam penyusunan laporan keuangan berbasis IFRS khususnya untuk standar yang memiliki perlakuan berbeda. Menjadi kebutuhan mutlak bagi semua pihak terkait (akuntan, analis, praktisi, pendidik, mahasiswa, aktuaris, pelaku pasar modal, organisasi profesi) untuk memperbaharui pengetahuan mereka dalam memahami perlakuan akuntansi yang berbeda. Perlu diselenggarakan training terstruktur bagi mereka yang membutuhkan serta memasukkan IFRS dalam kurikulum pendidikan akuntansi.

Rabu, 17 November 2010

0 Biografi Mark Zuckerberg – Fouder Of Facebook

 Biografi Mark Zuckerberg – Fouder Of Facebook
Mark Elliot Zuckerberg lahir di kawasan bernama Dobbs Ferry, Westchester County, kota New York.Anak dari Edward dan Karen Zuckerberg. Ia adalah anak kedua dari empat bersaudara dari orang tua pasangan dokter gigi – ­psikiater. Sejak kecil Zuckerberg suka mengu­tak-atik komputer, mencoba berbagai program komputer dan belajar membuatnya. Ayahnya sendiri membelikannya komputer sejak ia beru­sia delapan tahun. Saat di sekolah menengah Phillips Exeter Academy, ia dan rekannya, D’Angelo, membuat plug-in untuk MP3 player Winamp. Plug-in adalah program komputer yang bisa berinteraksi dengan aplikasi host seperti web browser atau email untuk keperluan tertentu.

Zuckerberg dan D’Angelo membuat plug-in untuk menghimpun kesukaan orang terhadap aneka jenis lagu dan kemudian membuat play­list-nya sesuai selera mereka. Mereka mengirimkan program itu ke berbagai perusahaan termasuk ke AOL (American Online) dan Microsoft. Pada tahun terakhimya di Phillips ia direkrut oleh Microsoft dan AOL untuk suatu proyek.

Saat melanjutkan sekolah ke perguruan ting­gi keduanya harus berpisah. D’Angelo masuk Caltech sedangkan Zuckerberg masuk Harvard. Di Harvard inilah Zuckerberg menemukan ide membuat buku direktori mahasiswa online karena universitasnya tak membagikan face book (buku mahasiswa yang memuat foto dan identitas mahasiswa di universitas itu) pada mahasiswa baru sebagai ajang pertemanan di antara mereka. Namun setiap kali ia menawarkan diri membuat direktori itu, Harvard menolaknya. “Mereka mengatakan punya alasan untuk tidak mengumpulkan informasi (mahasiswa) ini,” ujar Zuckerberg kemudian.

Meski ditolak ia selalu mencari cara untuk mewujudkannya. “Saya ingin menunjukkan kalau hal itu bisa dilakukan,” lanjutnya soal kengototannya membuat direktori itu.
Proyek pertamanya adalah CourseMatch (www.coursematch.com) yang memungkinkan teman-teman sekelasnya berkomunikasi satu sama lain di website tersebut. Suatu malam di tahun kedua ia kuliah di Harvard, Zuckerberg menyabot data mahasiswa Harvard dan memasukkannya ke dalam website yang ia buat bernama Facemash. Sejumlah foto rekan mahasiswanya terpampang di situ. Tak lupa ia membubuhkan kalimat yang meminta pengun­jungnya menentukan mana dari foto-foto ini yang paling “hot”. Pancingannya mengena. Dalam tempo empat jam sejak ia meluncurkan webiste itu tercatat 450 orang mengunjungi Facemash dan sebanyak 22.000 foto mereka buka. Pihak Harvard mengetahuinya dan sambungan internet pun diputus. Zuckerberg diperkarakan karena dianggap mencuri data. Anak muda berambut keriting ini pun meminta maaf kepada rekan-rekan yang fotonya masuk di Facemash. Tetapi ia tak menyesali tinda­kannya. “Saya kira informasi seperti itu harus tersedia (online),” ujamya.
Untitled1 Biografi Mark Zuckerberg – Fouder Of Facebook

Alih-alih kapok ia malah membuat website baru dengan nama Facebook (www.thefacebook.com). Website ini ia luncurkan pada Februari 2004. Facebook merupakan penyempurnaan dari Facemash. Sasarannya tetap sebagai tempat pertemuan sesama mahasiswa Harvard. Dalam penjelasan di website-nya sekarang disebutkan bahwa Facebook adalah suatu alat sosial untuk membantu orang berko­munikasi lebih efisien dengan rekan, keluarga, atau rekan kerjanya. Facebook menawarkan navigasi yang mudah bagi para penggunanya. Setiap pemilik account punya ruang untuk memajang fotonya, teman-temannya, network, dan melakukan hal lainnya seperti bisa berkirim pesan dan lain sebagainya.

Banyaknya aplikasi yang bisa digunakan oleh anggotanya membuat Facebook digan­drungi banyak orang. Konon hingga saat ini sudah lebih dari 20.000 aplikasi dimasukkan ke dalam Facebook yang bisa digunakan para anggotanya. Setidaknya 140 aplikasi baru ditambahkan ke Facebook setiap harinya dan 95% pemilik account Facebook telah menggu­nakan minimal satu aplikasi.

Penyertaan banyak aplikasi ini membuat Facebook berbeda dengan website jejaring sosial terdahulu seperti MySpace. Lalu orang berbondong-bondong mengunjungi website­nya dan mendaftar jadi anggotanya. Dalam waktu dua minggu setelah diluncurkan, separuh mahasiswa Harvard sudah memiliki account di Facebook. Ternyata tak hanya mahasiswa Harvard yang tertarik, beberapa kampus di sekitar Harvard pun meminta dimasukkan dalam jejaring Facebook. Ini membuat Zuckerberg kewalahan. Ia lalu meminta bantuan dua temannya untuk ikut mengem­bangkan Facebook. Dalam tempo empat bulan Facebook sudah bisa menjaring 30 kampus. Hingga akhir 2004 jumlah pengguna Facebook sudah mencapai satu juta.

Pengguna Facebook terus meningkat. Malah ada sejumlah orang yang tak lagi jadi mahasiswa atau yang masih di sekolah ingin bergabung. Tingginya desakan ini membuat Zuckerberg dan kawan-kawan memutuskan Facebook membuka jaringan untuk para siswa sekolah menengah (di sini SMU) pada Sep­tember 2005. Tak lama kemudian mereka juga membuka jejaring para pekerja kantoran. Kesibukan yang luar biasa ini membuat Zuckerberg harus memutuskan keluar dari Harvard. “Apa yang saya inginkan sudah ada di tangan. Saya tidak ingin punya ijazah kemudian bekerja. Menurut saya, pekerjaan hanyalah untuk orang-orang yang lemah,” ujarnya pada Majalah Current.
Zuckerberg dan kawan-kawan kemudian mengembangkan Facebook lebih jauh lagi. Pada September 2006 Facebook membuka pendaftaran untuk jejaring umum dengan syarat memiliki email. Sejak itulah jumlah anggota Facebook melesat.

Saat ini jumlah anggota aktifnya mencapai 70 juta di seluruh dunia. Jejaring yang dihim­punnya mencapai enam juta jaringan (ke­lompok pertemanan) meliputi 55.000 jaringan berdasarkan demografi, pekerjaan, sekolah, kolegial, dan sebagainya. Setiap harinya ada 14 juta foto di-upload (dimasukkan ke Facebook). Dan dalam hal jumlah trafik pengakses Facebook menjadi website teraktif ke-6 di dunia dan menjadi website jejaring sosial kedua terbesar versi camScore.

Jual Saham Jadi Kaya

Jumlah anggota Facebook yang jutaan or­ang itu menjadi tambang emas yang meng­giurkan. Zuckerberg dan kawan-kawan pun menangkap peluang bisnis yang besar. Karena itu ketika jumlah user-nya melebihi satu juta mereka menggandeng Accel Part­ners, perusahaan modal ventura, untuk membiayai pengembangannya. Modal yang ditanamkan adalah US$ 12,7 juta. Ini adalah investasi kedua yang masuk ke Facebook setelah sebelumnya (Juni 2004) men­dapatkan dan dari pendiri PayPal sebesar US$ 500.000. Pembenahan pertama dengan tambahan modal itu adalah dengan meng­ganti domain-nya dari www. thefacebook. corn menjadi www.facebook.com pada Agustus 2005. Setelah itu jangkauan keanggotaannya diperluas menjadi internasional. Hingga Desember 2005 jumlah anggotanya sudah mencapai 5,5 juta.

Meski jumlah user-nya meningkat tajam pada tahun 2005 disebutkan Facebook menga­lami kerugian sampai US$ 3,63 juta. Facebook kemudian mendapatkan dana sebesar US$ 25 juta dari Greylock Partners dan Meritech Capi­tal Partners. Dana itu digunakan untuk meluncurkan versi mobile-nya.

Pada September 2007 Microsoft melakukan pendekatan dan menawarinya membeli 5% saham senilai sekitar US$ 300 juta hingga US$ 500 juta. Jika nilai itu disetujui maka nilai kapitalisasi Facebook sudah mencapai US$ 6 miliar hingga US$ 10 miliar atau sekitar Rp 54 triliun hingga Rp 90 triliun. Namun Microsoft akhirnya mengumumkan hanya membeli 1,6% saham Facebook dengan nilai US$ 240 juta pada Oktober 2007. Transaksi ini menunjukkan nilai kapitalisasi Facebook ternyata lebih tinggi yaitu sekitar US$ 15 miliar (sekitar US$ 135 triliun).

Setelah itu sejumlah tawaran mengepung Facebook. Li Ka-shing disebut-sebut ikut menginvestasinya sekitar US$ 60 juta pada November 2007. Lalu ada berita yang menyebutkan Viacom, Yahoo, Google, dan sebagainya pun ikut menawar untuk membeli Facebook. Sejauh ini Zackerberg me­ngatakan Facebook tak akan dijual.
Melesatnya bisnis Facebook membuat Zackerberg menampuk kekayaan yang luar biasa. Majalah Forbes menyebutkan kekayaan Zackerberg sendiri mencapai US$ 1,5 miliar atau sekitar Rp 13,5 triliun. Jangankan untuk anak seusia Zackerberg, untuk orang dewasa pun harta sebanyak itu tentu jumlah yang luar biasa besar. Maka wajar jika majalah itu menobatkannya sebagai The Youngest `Self-made’ Billionaire on the Planet.
Prestasi yang diraih Zackerberg tak benar­-benar mulus. Sejumlah perkara ia dapatkan sehubungan dengan Facebook. Termasuk dari rekannya di Harvard yang menyebutkan rancangan Facebook sebenarnya tiruan dari ConnectU. Namun Zackerberg tetap bergeming bahwa Facebook merupakan hasil karyanya. Meskipun ConnectU kalah dalam persidangan pertama, perusahaan ini mendaftarkan gugatan baru pada Maret 2008.

Kontroversi juga datang dari negara-negara seperti Myanmar, Bhutan, Syria, Arab Saudi, Iran dan sebagainya yang menyebutkan kalau Facebook mempromosikan serangan terhadap otoritas pemerintahannya sehingga akses terhadap Facebook di negara tersebut ditutup.

Di tengah sejumlah kontroversi itu, nama Facebook dan Mark Zackerberg tetap digan­drungi banyak orang. Zackerberg sendiri di tengah kepopuleran namanya dan jumlah kekayaan yang dimilikinya, ia tetap sederhana. Ia masih tinggal di apartemen sewaan dan di kamarnya hanya tersedia sebuah meja dan kursi. Kasurnya diletakkan di lantai. Kala datang ke kantornya di Palo Alto, Zackerberg kerap berjalan kaki atau mengendarai sepeda. Tak tampak sebagai miliuner (dalam US$ dol­lar, tentunya) atau triliuner (dalam rupiah).

Forbes mencatatnya sebagai milyarder termuda, atas usaha sendiri dan bukan karena warisan, yang pernah tercatat dalam sejarah. Kekayaannya ditaksir sekitar satu setengah miliar dolar Amerika.

Awal tahun 2009 Mark Zuckerberg mendapat penghargaan Young Global Leaders.

Usia Mark Zuckerberg baru 24 tahun, tetapi ia bisa menghasilkan 1,5 miliar dollar AS. Keberhasilan pria pendiri Facebook, salah satu situs jejaring sosial ternama di dunia, ini membuatnya nangkring dalam jajaran 400 orang terkaya di Amerika versi Forbes. Tidak hanya itu, dalam jajaran tersebut ia juga dinobatkan sebagai orang kaya yang paling muda.

Fakta – fakta tentang Facebook dan Mark Zuckerberg
- Facebook punya lebih dari 150 juta pendaftar
- Jumlah pengguna yang aktif lebih dari 20 juta
- Separuh lebih pendaftar Facebook bukan orang kuliahan
- Pengguna rata-rata memiliki 100 teman
- Lebih dari 3 juta pengguna menjadi penggemar sesuatu
- Jumlah foto yang di up-load lebih dari 800 juta perbulan
- lebih dari 5 juta video di up-load perbulan
- Konten lain(link,cerita,blog,cata
tan,dll) yang si share lebih dari 20 juta perbulan
- Lebih dari 2 juta even dibuat setiap bulan
- Facebook sudah di terjemahkan ke dalam 15 bahasa ,Masih ada 60 bahasa lagi yang masih dalam proses penerjemahan
- lebih dari 70 persen pengguna Facebook tinggal di luar Amerika
- Saat ini,ada lebih dari 52 ribu aplikasi ontuk Facebook
- Aplikasi baru bertambah 140 perhari
- Sekitar 95 persen pengguna menggunakan satu aplikasi dalam Facebook

1. Facebook adalah milik Mark Zuckerberg, jika kita membaca artikel Mark Zuckerberg dalam bahasa indonesia tidak diketahui secara lengkap siapakah dia. Kalau kita membaca artikel tentang Mark Zuckerberg dalam bahasa inggris terdapat lengkap data diri si pembuat facebook ini.

2. Siapakah sebenarnya si pendiri sekaligus CEO facebook ini? Dia adalah mahasiswa harvard university dan aktif sebagai anggota Alpha Epsilon Pi. What is Alpha Epsilon Pi? baca artikel ini.

3. Alpha Epsilon Pi adalah seperti perkumpulan mahasiswa Yahudi di amerika utara, yang mempunyai misi sebagai berikut,

Alpha Epsilon Pi, the Jewish Fraternity of North America, was founded to provide opportunities for Jewish men seeking the best possible college and fraternity experience. We have maintained the integrity of our purpose by strengthening our ties to the Jewish community and serving as a link between high school and career. Alpha Epsilon Pi develops leadership for the North American Jewish community at a critical time in a young man’s life. Alpha Epsilon Pi’s role is to encourage the Jewish student to remain dedicated to Jewish ideals, values, and ethics and to prepare the student to be one of tomorrow’s leaders so that he may help himself, his family, his community, and his people.

Yang intinya adalah sebagai tempat pengkaderan dan tempat mencari pemimpin baru bagi kaumnya, yaitu Yahudi.

4. Fakta ke-empat sampai artikel ini ditulis serangan Israel di Gaza telah menewaskan lebih dari 600 palestinians.

5. Facebook mendapatkan keuntungan dari iklan yang dipasang, semakin banyak user dan pengunjung facebook senakin banyak pula penghasilnya.